WISATA CURUG SIRAWE

WISATA CURUG SIRAWE

Nama Curug Sirawe diambil dari asal kata "rawe" yang artinya banyak suwiran atau seperti kain yang terdapat roncenya. Ini merujuk pada Curug yang terbagi dalam tiga lokasi yang saling berdekatan. Curug yang lebih kecil berada di atas, dan satu curug lain berada di dasar lembah.
Yang unik dari curug ini adalah suhu airnya. Air dua curug yang berada di atas merupakan air panas. Satu curug lagi sangat dingin.
Konon Curug yang berada pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan air laut ini merupakan tempat persinggahan para dewa. Bebatuan bangunan candi Dieng konon pula diambil dari tempat ini.
Curug Sirawe semula menjadi tempat istirahat dan mandi para pencari kayu atau pencari madu hutan.  Sejak diketahui keberadaannya, para petualang tertarik mendatangi tempat wisata yang sejuk ini. Pemerintah setempat kemudian menjadikan Curug Sirawe sebagai obyek wisata.
Kalau ingin akses yang lebih mudah, obyek wisata Curug Sirawe bisa ditempuh dari Kabupaten Banjarnegara.
Para Petualang kerap mendatangi obyek wisata tersebut melalui Batang.  Untuk program Visit Batang 2022 Heaven of Asia, Bupati Batang Wihaji akan membangun jalan dan bagunan di Curug Sirawe. Termasuk, masjid berukuran besar.

Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Batang Suyono memilih Kecamatan Bawang sebagai percontohan sentral kunjungan wisata di Kabupaten Batang. Terlebih Kecamatan Bawang memiliki enam titik wisata berupa lima curug dan satu wisata pemandian air hangat yang belum digarap secara maksimal.
Curug-curug itu antara lain Pancawati di Dukuh Mulyodadi Desa Jambangan; Curug Siwungkal Desa Purbo; Curug Agung Dukuh Pagedigan Desa Pasusukan; Curug Mulyosari Desa Kebaturan, Curug Semawur Desa Kalirejo; dan Curug Sipitung Desa Jambangan.
Bupati mengatakan setelah jalur Bawang-Pranten selesai jarak tempuh dua jam bisa dipercepat menjadi 15 menit saja. "Kami berjanji akan membuat akses infrastruktur dari Desa Pranten ke dukuh Sigemplong yang akan nantinya pada 2019 akan selesai digarap," katanya.

Share: